Sejarah Desa Dawan Klod
Seperti yang diceritakan oleh seorang tokoh masyarakat dan juga seorang Pendeta yang bernama Ida Pedanda Kediri ketika beliau masih menjabat sebagai Bendesa Adat Dawan, bahwa Desa Adat Dawan dulunya bernama Desa Dawa (Panjang) sesuai dengan letak dan keberadaannya yang memanjang dari ujung Utara sampai ujung Selatan desa dan diapit oleh tiga bukit yaitu Bukit Abah disisi Utara, Bukit Lampah disisi Timur dan Bukit Buluh disisi Barat.
Pada waktu itu Desa Dawa dipimpin oleh seorang Kubayan yang bernama Kubaya Kuta Panjangan yang merupakan utusan dari Raja Gelgel beserta pengikutnya. Saat itu Desa Dawa masih berupa hutan belantara yang kemudian oleh beliau dibuatlah pondok-pondok yang memanjang dari sisi Utara sampai Selatan desa sehingga disebut desa itu Desa Dawa (Panjang) yang lama-kelamaan disebut Desa Dawan.
Pada Tahun Çaka 1500 (tahun 1578 Masehi) di Desa Dawan terjadi wabah penyakit yang mengakibatkan banyak warga meninggal dunia. Karena letak kuburan yang berada di ujung Selatan desa dan perjalanan untuk mengubur mayat sangat jauh, keranda warga di sisi Utara desa “kebes” (Robek) sehingga mayat tersebut jatuh ke tanah. Sesuai petunjuk dan perintah Kubayan Kuta Panjangan, mayat tersebut dikubur di tempat keranda itu kebes (Robek) dan daerah itu dinamakan Desa Besan yaitu akebesan (satu sobekan) dari Desa Dawan. Sejak saat itu Desa Dawan dibagi menjadi dua wilayah yaitu Desa Dawan dan Desa Besan.
Sejak Tahun 1613 Masehi wilayah, warga, kuburan dan Pura Kahyangan Tiga yang ada di wilayah Desa Besan dijadikan Desa Adat Besan dan Desa Dinas Besan yang dipimpin oleh I Gusti Wayan Besan. Begitu juga dengan wilayah, warga, kuburan dan Pura Kahyangan Tiga di sisi yang lain diberi nama Desa Adat Dawan yang dipimpin oleh I Gusti Nengah Sebetan. Desa Adat Dawan mewilayahi dua Desa Dinas yaitu di sisi Utara bernama Desa Dawan Kaler dan di sisi Selatan bernama Desa Dawan Klod yang mana keberadaannya masih dipertahankan sampai sekarang.